
BIN Blocking Tempat Hindari Masuk Variasi Baru Covid
Fokus Update – BIN Kira Perlu Blocking Tempat Hindari Masuk Variasi Baru Covid 2021, deputi 7 Tubuh Intelijen Negara (BIN), Wawan Purwanto, memandang perlu penutupan daerah untuk menahan masuk variasi baru Covid-19 yang telah teridentifikasi di beberapa negara.
“Ini perlu blocking tempat dan upaya-upaya penjagaan lebih optimal dan perubahan virus lain, yang pantas dicurigai ialah strain baru virus corona,” kata Wawan saat sampaikan paparan dalam dialog daring 1 Tahun Covid-19, Apa Berita Vaksin Anak Bangsa, Jumat (26/2). Wawan menjelaskan jika cara mengantisipasi ini dibutuhkan, apa lagi variasi baruCovid-19 yang dari Inggris sekarang telah masuk negara tetangga.
“Perubahan virus corona baru asal Inggris, B117, telah masuk beberapa (negara) tetangga kita, seperti Malaysia, jadi tiap faksi perlu memperhitungkan ini barangnya (masuk) ke Indonesia,” ucapnya.
BIN Kira Perlu Blocking Tempat Hindari Masuk Variasi Baru Covid 2021
Mencuplik pengakuan pemerintahan Inggris, Wawan menyebutkan virus corona ini diperhitungkan lebih menyebar daripada perintisnya. Sekarang ini, penebarannya bahkan juga diperhitungkan sudah mencapai nyaris 19 negara.
Tidak itu saja, Wawan mengingati masalah variasi virus yang dari Amerika Serikat. Virus yang pertama kalinya diketemukan di California itu diperhitungkan menebar secara cepat dan mempunyai tingkat kematian tinggi untuk beberapa pasien terkena.
Ia menjelaskan jika BIN terus akan mengawasi dan ikut dalam usaha pengendalian wabah virus corona. “Ini kami berjibaku bukan hanya beberapa persoalan kesehatan. Tetapi efek, ini selalu siang malam kita bekerja benar-benar melelahkan dan kasus Covid-19 ini terpantau naik-turun tetapi condong yang memperlihatkan trend bertambah,” sambungnya.
BIN Akan Blocking Tempat Masuk Variasi Baru Covid 2021
Ditambah, sambungnya, kasus positif virus corona di tanah air masih semakin bertambah dari waktu ke waktu dengan jumlah beberapa ribu.
Menurut dia, kenaikan kasus positif yang tinggi disebabkan karena ketidakdisiplinan warga dalam patuhi prosedur kesehatan.
“Sekarang ini kasus positif di Indonesia sudah capai lebih dari 1,3 juta yang pulih 1,1 ya yang wafat ya 35.000 dan sebagainya,” katanya.
Awalnya pada Agustus 2020 lalu. Instansi Pengetahuan Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengatakan variasi D614G belum masuk Indonesia walau telah berada di Malaysia dan Filipina.
Pengakuan berlainan diutarakan Ahli Biomolekular Kampus Airlangga, Surabaya, Ni Nyoman Tri Puspaningsih. Ia menyebutkan variasi baru itu telah berada di tanah air semenjak April 2020.
LIPI lalu menentang dengan mengatakan variasi yang diketemukan di Surabaya bukan D614G tetapi Q677H. Menristek dan Kepala BRIN Bambang Brodjonegoro mengatakan hal sama dengan ahli dari Kampus Airlangga. Ia menyebutkan variasi D614G telah berada di Indonesia semenjak April atau Mei 2020. Dikutip langsung online Fokus Utama.